Kudapati bercak darah
Dalam liang lahat hati yang terdalam
Membekas dalam sekat
Menelusup membakar perasaan
Cinta dan harapan
Terbaring dalam waktu untuk terus mengingatnya
Hati ini...
Mungkin merasa sakit saat semua terekam
Dalam pita kaset cinta dan angan-angan
Diiringi harmonika tempat bernaung air mata
Aku, dan dia yang sekarang merasakan hal yang sama
Kini mereka dalam nada bahasa yang seakan menjauh
Melihat bercak darah itu
Thursday, November 11, 2010
Thursday, October 7, 2010
Menerima Cahaya
Menunggu butir embun pagi
Sayap burung merpati mengibaskan
Menyapa pagi itu yang dingin
Mendung yang memberikan embun
Membasahi sehelai daun
Menuruni rerumputan
Awan masih saja bersantai dilangit
Enggan bergeser membuka matahari
Agar dapat menerima cahaya
Dengan hangat di pagi itu
Sayap burung merpati mengibaskan
Menyapa pagi itu yang dingin
Mendung yang memberikan embun
Membasahi sehelai daun
Menuruni rerumputan
Awan masih saja bersantai dilangit
Enggan bergeser membuka matahari
Agar dapat menerima cahaya
Dengan hangat di pagi itu
Saturday, August 7, 2010
Luka Itu Menyakitkannya
Dia..
Wanita yang bercerita lewat kata dalam satuan makna
Wanita yang berkomentar lewat nada dalam tulisan
Kumpulan kata dalam kosakata yang sering dikombinasikan
Kini tersirat bahwa dia sedang terluka
Menyakitkan...
Wanita yang dalam dunianya menyendiri
Sakit oleh hatinya sendiri
Memohon lantunan kebahagiaan
Akankah ada?
Ku yakin ada
Tapi kapankah akan datang?
Hidup bagai roda yang berputar
Dan pasti ada senyum diwajahmu
Semoga kau sembuh
Wanita yang bercerita lewat kata dalam satuan makna
Wanita yang berkomentar lewat nada dalam tulisan
Kumpulan kata dalam kosakata yang sering dikombinasikan
Kini tersirat bahwa dia sedang terluka
Menyakitkan...
Wanita yang dalam dunianya menyendiri
Sakit oleh hatinya sendiri
Memohon lantunan kebahagiaan
Akankah ada?
Ku yakin ada
Tapi kapankah akan datang?
Hidup bagai roda yang berputar
Dan pasti ada senyum diwajahmu
Semoga kau sembuh
Sunday, July 25, 2010
Ada Lagi
Satu lagi yang menyongsong pikiranku
Saat senja yang ku nanti bintang
Hanya dia ternyata yang dapat kulihat
Karena rasa telah mengikat
Bayangannya yang tersenyum manis memukau
Dasar teori untuk menghilang
Ternyata tak dapat menahan
Berbagai ingatan tentang dia
Yang mulai hadir berhias
Lewat berbagai relung suara hati
Menanti tanpa batas henti
Masih adakah yang lagi?
Saat senja yang ku nanti bintang
Hanya dia ternyata yang dapat kulihat
Karena rasa telah mengikat
Bayangannya yang tersenyum manis memukau
Dasar teori untuk menghilang
Ternyata tak dapat menahan
Berbagai ingatan tentang dia
Yang mulai hadir berhias
Lewat berbagai relung suara hati
Menanti tanpa batas henti
Masih adakah yang lagi?
Ingin
Ingin ku ucap sapa
Ku takut kau tundukkan pandanganmu
Ingin ku bilang salah
Ku takut kau palingkan wajahmu
Ingin ku kata maaf
Ku takut kau malah menjauh
Tapi saat ku ungkap cinta
Ku ingin kau berikan senyummu
Ku takut kau tundukkan pandanganmu
Ingin ku bilang salah
Ku takut kau palingkan wajahmu
Ingin ku kata maaf
Ku takut kau malah menjauh
Tapi saat ku ungkap cinta
Ku ingin kau berikan senyummu
Wednesday, March 24, 2010
Mimpi Indah
Langit kali ini mendukungmu
Bulan malam ini sempurna untukmu
Dan bintang saat ini sedikit berkilau
Terhalang awan yang berenang riang di udara
Sedang engkau terbaring tenang menikmati
Lelap senyap yang selama ini kau nanti
Yang sejak sehari tak kenal kata mati
Semoga saja indah yang kau rasa dalam tidurmu
Hiasi bunga-bunga yang berada di alam bawah sadarmu
Venus yang terang perlahan bersembunyi
Di balik pepohonan dan sebentar lagi kan tenggelam
Tapi pesona permata dalam lelapmu
Tetap memantulkan embun-embun
Mewarnai mimpimu malam ini
(Mimpi indah ya)
Bulan malam ini sempurna untukmu
Dan bintang saat ini sedikit berkilau
Terhalang awan yang berenang riang di udara
Sedang engkau terbaring tenang menikmati
Lelap senyap yang selama ini kau nanti
Yang sejak sehari tak kenal kata mati
Semoga saja indah yang kau rasa dalam tidurmu
Hiasi bunga-bunga yang berada di alam bawah sadarmu
Venus yang terang perlahan bersembunyi
Di balik pepohonan dan sebentar lagi kan tenggelam
Tapi pesona permata dalam lelapmu
Tetap memantulkan embun-embun
Mewarnai mimpimu malam ini
(Mimpi indah ya)
Friday, March 12, 2010
Menyentuh Angin
Semilir sejuk pagi hari
Menyapa fajar nan layu
Hari ini burung pipit berkicau
Mendengar seruan kawan-kawannya
Seakan ingin mencari perhatian
Awan pun menggumpal membentuk rupa
Perlahan terbawa angin
Terbang membelah langit
Birunya mengundang rasa haru
Bersama daun yang bergoyang dibelai angin
Cerahnya mentari
Menembus air yang menggenang sendu
Terlukis merdu
Di atas kertas syahdu
Menyapa fajar nan layu
Hari ini burung pipit berkicau
Mendengar seruan kawan-kawannya
Seakan ingin mencari perhatian
Awan pun menggumpal membentuk rupa
Perlahan terbawa angin
Terbang membelah langit
Birunya mengundang rasa haru
Bersama daun yang bergoyang dibelai angin
Cerahnya mentari
Menembus air yang menggenang sendu
Terlukis merdu
Di atas kertas syahdu
Monday, March 8, 2010
Siapa Dia?
Akhirnya menjalar ke pikiranku
Yang menyerang hati tempatku terdiam
Perlahan rasa sedikit menyatu
Penuh alunan puing rasa yang berbeda
Dan kini akan menjelma
Menjadi seorang yang kusayang
Dengan kata penuh makna kan kunyatakan
Simponi-simponi hasil rampasan
Hatiku yang telah sebagiannya dicuri
Sayang asa tak mampu tuk tanya
Identitas asli seorang belia yang kulihat
Sehingga aku masih terpesona
Dalam satuan lingkup keingintahuan
Segala apa tentang dia
(Ku ingin tahu siapa dia)
Yang menyerang hati tempatku terdiam
Perlahan rasa sedikit menyatu
Penuh alunan puing rasa yang berbeda
Dan kini akan menjelma
Menjadi seorang yang kusayang
Dengan kata penuh makna kan kunyatakan
Simponi-simponi hasil rampasan
Hatiku yang telah sebagiannya dicuri
Sayang asa tak mampu tuk tanya
Identitas asli seorang belia yang kulihat
Sehingga aku masih terpesona
Dalam satuan lingkup keingintahuan
Segala apa tentang dia
(Ku ingin tahu siapa dia)
Saturday, March 6, 2010
Untuk Kau Yang Menerima
Maaf jika kukatakan
Dalam untaian kata diatas kertas
Diwarnai kalimat tak karuan
Dan tak bisa menyentuh alam bawah sadarmu
Sedangkan kau terlanjur menjauh
Dan inginku tuk lakukan sesuatu
Padamu, yang terlanjur bersama cahaya
Ku tak lagi bisa lihat senyummu
Pesona wajahmu nan bersinar
Terus membasahi labirin otakku
Mungkin padamu tak sepertiku
Meski tak seperti harapanmu
Tapi, teruntukkan surat ini
Untuk kau yang menerima
(Surat yang tak sempat kuberikan)
Dalam untaian kata diatas kertas
Diwarnai kalimat tak karuan
Dan tak bisa menyentuh alam bawah sadarmu
Sedangkan kau terlanjur menjauh
Dan inginku tuk lakukan sesuatu
Padamu, yang terlanjur bersama cahaya
Ku tak lagi bisa lihat senyummu
Pesona wajahmu nan bersinar
Terus membasahi labirin otakku
Mungkin padamu tak sepertiku
Meski tak seperti harapanmu
Tapi, teruntukkan surat ini
Untuk kau yang menerima
(Surat yang tak sempat kuberikan)
Thursday, March 4, 2010
Sepi Mati
Sunyi hati sendiri berdiri
Cahaya hati meredup per menit
Relung hati kondisikan kondisi
Seperti hati dan waktu menanti
Juga hati yang setia mengarungi
Ruang hati hampakan suci
Lama hati menunggu disini
Sepi hati sang pujangga mencicipi
Waktu hati tempatnya ditangisi
Saluran hati darah meracuni
Perlahan hati bangkitkan puisi
Karena hati telah penuh terisi
Hati sepi kan mati sendiri
(Apa yang kau rasakan waktu sepi?)
Cahaya hati meredup per menit
Relung hati kondisikan kondisi
Seperti hati dan waktu menanti
Juga hati yang setia mengarungi
Ruang hati hampakan suci
Lama hati menunggu disini
Sepi hati sang pujangga mencicipi
Waktu hati tempatnya ditangisi
Saluran hati darah meracuni
Perlahan hati bangkitkan puisi
Karena hati telah penuh terisi
Hati sepi kan mati sendiri
(Apa yang kau rasakan waktu sepi?)
Gadis Bulan
Sulit merangkaikan kata Indah
Untuk seorang gadis yang bersinar
Bagai bulan purnama yang terang malam ini
Dan kulihat agar merasa dekat dengannya
Dia juga mungkin punya rasa yang sama
Dengan dekatnya pandangan kami ke bulan
Gadis yang kukenal jauh
Namun bulan yang dapat menyampaikan
Bahwa aku senang mengenal dia
Meskipun bulan hanya bersinar sebentar
Tapi bagiku dia takkan padam
Selama dia masih kurasa benderang
Walau langit yang bersamanya
Telah gelap gulita
Untuk seorang gadis yang bersinar
Bagai bulan purnama yang terang malam ini
Dan kulihat agar merasa dekat dengannya
Dia juga mungkin punya rasa yang sama
Dengan dekatnya pandangan kami ke bulan
Gadis yang kukenal jauh
Namun bulan yang dapat menyampaikan
Bahwa aku senang mengenal dia
Meskipun bulan hanya bersinar sebentar
Tapi bagiku dia takkan padam
Selama dia masih kurasa benderang
Walau langit yang bersamanya
Telah gelap gulita
Tuesday, March 2, 2010
Tanpa Judul (Ilma Alyani)
Ingin aku mengungkap cinta
Dalam bahasa matematika
Cinta itu seperti turunan trigonometri
Diturunkan berkalipun takkkan terhenti
Ia layaknya deret geometri
Dengan rasio yang membuat nilanya menjadi tak hingga
Atau mungkin grafik fungsi pangkat tiga
Punya titik paling atas dan paling bawah
Kadang berlawanan dengan logika
Hingga implikasi tak sama lagi dengan kontraposisinya
Cinta tak mudah ia ditebak
Satu ditambah satu bisa jadi bukan dua
Alangkah sulit untuk diterka
Ibarat kerumitan soal kombinatorik
Dan ingin kukatakan pada semua orang yang kucinta
Bahwa cintaku bukan proyeksi pada dimensi tiga
Lebih dari luas permukaan prisma
Apalagi sebatas volum limas segi lima
Karena cintaku
Adalah bentuk integral tak tentu
Karena menurutku
Tak ada yang cukup untuk definisinya
Dalam bahasa matematika
Cinta itu seperti turunan trigonometri
Diturunkan berkalipun takkkan terhenti
Ia layaknya deret geometri
Dengan rasio yang membuat nilanya menjadi tak hingga
Atau mungkin grafik fungsi pangkat tiga
Punya titik paling atas dan paling bawah
Kadang berlawanan dengan logika
Hingga implikasi tak sama lagi dengan kontraposisinya
Cinta tak mudah ia ditebak
Satu ditambah satu bisa jadi bukan dua
Alangkah sulit untuk diterka
Ibarat kerumitan soal kombinatorik
Dan ingin kukatakan pada semua orang yang kucinta
Bahwa cintaku bukan proyeksi pada dimensi tiga
Lebih dari luas permukaan prisma
Apalagi sebatas volum limas segi lima
Karena cintaku
Adalah bentuk integral tak tentu
Karena menurutku
Tak ada yang cukup untuk definisinya
Aku Ingin Melukisnya
Berikan aku sebuah pensil
Akan kulukis dia diselembar kertas
Telah ada wajahnya di pikiranku
Yang sekarang senyumannya jelas
Aku berubah pikiran
Tak perlu berikan aku pensil
Akan kulukis dia diangkasa
Dengan imajinasiku sebagai penanya
Yang menggoreskannya diatas awan
Dan sekarang terlukis jelas disela indahnya langit itu
Dengan bayang senyum yang selalu kutunggu
Akan kulukis dia diselembar kertas
Telah ada wajahnya di pikiranku
Yang sekarang senyumannya jelas
Aku berubah pikiran
Tak perlu berikan aku pensil
Akan kulukis dia diangkasa
Dengan imajinasiku sebagai penanya
Yang menggoreskannya diatas awan
Dan sekarang terlukis jelas disela indahnya langit itu
Dengan bayang senyum yang selalu kutunggu
Pria Kesempitan
Kau bukanlah kesepian
Dalam tumbuhan kaktus dan durian
Yang mengagum cahaya
Dari jauh dan penuh pengharapan
Rasamu melebihi kesepian
Dan terjepit sempit dalam cita
Juga para pejuang yang datang bergantian
Memberi semangat dan dukungan
Namun kau tak bisa
Mengambil kesempatan dalam kesempitan
Kasihan
Dalam tumbuhan kaktus dan durian
Yang mengagum cahaya
Dari jauh dan penuh pengharapan
Rasamu melebihi kesepian
Dan terjepit sempit dalam cita
Juga para pejuang yang datang bergantian
Memberi semangat dan dukungan
Namun kau tak bisa
Mengambil kesempatan dalam kesempitan
Kasihan
Maaf
Maaf bila aku sering mengusikmu
Dengan berbagai kata serta bayangan
Dengan kalimat serta cahaya
Dan dengan simponi yang menyala
Tak lain hanyalah pengaguman
Kepadamu yang begitu bersinar
Pesonamu suci
Diluar batas pikiran yang dapat kubayangkan
Hingga aku hanya bisa melihatmu
Dari jauh dimensi yang berbeda
Dan maaf bila aku sering mengusikmu
Dengan berbagai kata serta bayangan
Dengan kalimat serta cahaya
Dan dengan simponi yang menyala
Tak lain hanyalah pengaguman
Kepadamu yang begitu bersinar
Pesonamu suci
Diluar batas pikiran yang dapat kubayangkan
Hingga aku hanya bisa melihatmu
Dari jauh dimensi yang berbeda
Dan maaf bila aku sering mengusikmu
Monday, March 1, 2010
Untuk Pengagum Bintang
Kau sering bilang
Dia bintang dari utara
Yang kau kagumi
Dari kejauhan dimensi lain
Mungkin sebuah alunan
Simponi berbisik
Dalam hatimu yang terbesit
Lantunan cita
Penuh sayang
Terhadap bintang
Yang berkilau tanpa henti
Lindungilah bintang itu
Lewat rasa asa
Harapan menggapai
Agar kau dapat bersama sang bintang
Tanpa akhir nan suci
Pengaguman terbalaskan Penyesalan
Kagumku menembus batas langit
Cintaku mekar iringi senyum manisnya
Kebaikannya suci lewati awan
Tapi sayang,
Kepalsuan mendukungnya
Kagumku lenyap dibawah lautan tak berdasar
Menusuk hingga kerelung jiwa
Ku hanyut dalam penyesalan
Uluran tangan sebuah harapan tak tergapaikan
Aku terlempar dari cahaya
Dan kini merangkak di dasar hitam
Yang terlihat hanyalah hamparan kegelapan
Sesal tertawakanku
Aku sedih...
Cintaku mekar iringi senyum manisnya
Kebaikannya suci lewati awan
Tapi sayang,
Kepalsuan mendukungnya
Kagumku lenyap dibawah lautan tak berdasar
Menusuk hingga kerelung jiwa
Ku hanyut dalam penyesalan
Uluran tangan sebuah harapan tak tergapaikan
Aku terlempar dari cahaya
Dan kini merangkak di dasar hitam
Yang terlihat hanyalah hamparan kegelapan
Sesal tertawakanku
Aku sedih...
Kemenangan
Perjuangan terbalaskan kebanggaan
Dengan darah dan keringat
Yang bercucuran membasahi semangat
Buah dari kerja keras yang tak padam
Akhirnya terkobarkan jua
Rasa yang begitu lama terpendam
Membuncah tak karuan
Aku kembali dari kekalahan
Kemeriahan suara
Jutaan tepukan tangan
Kudengar
Kini aku yang menang
Dengan darah dan keringat
Yang bercucuran membasahi semangat
Buah dari kerja keras yang tak padam
Akhirnya terkobarkan jua
Rasa yang begitu lama terpendam
Membuncah tak karuan
Aku kembali dari kekalahan
Kemeriahan suara
Jutaan tepukan tangan
Kudengar
Kini aku yang menang
Kekalahan
Aku terbuang dari kemenangan
Tersudut, terdiam, terpenjara dalam kesedihan
Ku coba bangkit dari kekeliruan
Tapi tetap ku terjatuh dalam kesalahan yang kedua
Ku terperangkap dalam labirin tua
Beribu tahun terasa menyakitkan
Setiap saat kuteriakkan kemarahan
Tak satupun jawaban yang kudengar
Isak tangis yang perlahan kulakukan
Tak jua datang pertolongan yang membahagiakan
Kepasrahanpun menghampiri
Ku akui aku kalah
Tersudut, terdiam, terpenjara dalam kesedihan
Ku coba bangkit dari kekeliruan
Tapi tetap ku terjatuh dalam kesalahan yang kedua
Ku terperangkap dalam labirin tua
Beribu tahun terasa menyakitkan
Setiap saat kuteriakkan kemarahan
Tak satupun jawaban yang kudengar
Isak tangis yang perlahan kulakukan
Tak jua datang pertolongan yang membahagiakan
Kepasrahanpun menghampiri
Ku akui aku kalah
Penyejuk Mata Hati
Mata bening bersinar
Suara lembut melantun
Tak tenang hati tanpa semua itu
Kaki melangkah mengkhayalkan
Burung bernyanyi menyambut
Rasa yang berbeda menghampiri
Menyejukkan hati yang hangat
Lembut hati belaian angan
Tetesan embun yang menyapa
Seakan menyentuh hati yang hampa
Dia menyejukkan hati ini
Lewat segala apa yang ku lihat
Suara lembut melantun
Tak tenang hati tanpa semua itu
Kaki melangkah mengkhayalkan
Burung bernyanyi menyambut
Rasa yang berbeda menghampiri
Menyejukkan hati yang hangat
Lembut hati belaian angan
Tetesan embun yang menyapa
Seakan menyentuh hati yang hampa
Dia menyejukkan hati ini
Lewat segala apa yang ku lihat
Rindu Putih
Bayang putih lintasi langit rinduku
Menutup pandanganku khayalkan imajinasiku
Semua yang kelam tak berarti apapun
Putihnya mengundang rinduku
Sebungkus kalimat tak cukup menutupnya
Sekejap berpaling buatku tak tentu
Arah rinduku menuju ke dia
Tak terbilang angka rinduku
Tak terhingga nilai hatinya
Taklukkan kelamnya pikiranku
Menutup pandanganku khayalkan imajinasiku
Semua yang kelam tak berarti apapun
Putihnya mengundang rinduku
Sebungkus kalimat tak cukup menutupnya
Sekejap berpaling buatku tak tentu
Arah rinduku menuju ke dia
Tak terbilang angka rinduku
Tak terhingga nilai hatinya
Taklukkan kelamnya pikiranku
Subscribe to:
Posts (Atom)